Bangunan Hemat Energi
Pentingnya penghematan energi bangunan
Penghematan
energi dalam masa kontemporer ini sudah seharusnya merupakan bagiandari gaya
hidup kita karena harga energi yang semakin mahal. Termasuk diantaranya adalah
kegiatan atau upaya penghematan energi operasionalisasi bangunan. Untuk itumaka
dibutuhkan kiat dan strategi perancangan bangunan yang berorientasi pada
aspek konservasi energi.
Pengertian
konservasi energi tidak sekedar hanya penghematan pemakaian energi tetapi juga
dalam hal mengupayakan penggunaan sumber energi yang masih berkesinambungan (sustainable),
misalnya perhatian pada penggunaan sumber energi matahari, angin,biogas untuk
operasional teknik pada bangunan. Artinya pada bangunan juga harus diterapkan
strategi desain yang mengarah pada peluang penggunaan energi yang terbarukan
tersebut.
Arsitektur Hijau
Arsitektur
hijau, adalah adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalkan efek
yang berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau desainer
“hijau” berupaya untuk menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan
bangunan dan praktek pembangunan yang ramah lingkungan.
Properti yang
ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti
yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat
pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi,
kemudahan, mobilitas tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan bagian
dari kehidupan urban. Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian
besar orang sebagai manusia modern. Pola hidup urban dianggap dapat
mendatangkan keuntungan lebih besar dari segi material, maka dari itu orang
berbondong-bondong memadati perkotaan.
Prinsip dasar arsitektir
hijau
1. Hemat energi /
Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan
bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar
lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi
iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang
berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources
: mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar
sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material
bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative
bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site :
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya
masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak
dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan
semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green
architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat
kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
CONTOH BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN EKO - ARSITEKTUR
Bahrain
World Trade Centre
DATA UMUM
Bangunan : Bahrain WTC
Lokasi : Al-Manamah, Bahrain
Arsitek : Shaun Killa (Atkins)
Kontraktor : Atkins Middle East
PERENCANAAN
Keunikan desain dari bangunan ini adalah
penggunaan Green Technology. Arsiteknya yaitu Shaun Killa. Dia
terinspirasi dari bentukkan layar kapal tradisional, dan pemanfaatan energi
angin untuk dapat berlayar. Inspirasi tersebut membuat Killla mendapatkan ide
untuk konsep bangunannya. Penerapan konsep pada bangunan ini terlihat pada
desain bangunan yaitu 2skyscrapers yang menyerupai dua layar kapal yang
mengembang. Skycrapers tersebut dihubungkan dengan 3 jembatan yang
berfungsi juga sebagai pemegang wind turbin.
Bentukkan skyscrapers mengarahkan angin
menuju wind turbin. Wind turbin akan menangkap energi angin
merubahnya menjadi energi listrik. Untuk dapat menerapkan konsep tersebut Killa
mencari lokasi yang tepat. Desain jembatan menjadi perhatian dalam
bangunan ini, disebabkan jembatan menerima getaran dari wind
turbin. Killa juga mendesain facade bangunan dengan
menggunakan double glass untuk memperkecil beban AC.
PELAKSANAAN
Pada
proses konstruksi bangunan ini menggunakan kontraktor yang sama dengan
perencanaannya yaitu Atkins. Untuk pembuatan jembatan dan wind
turbin dikerjakan di pabrik. Jembatan menggunakan material yang sama
dengan material body pesawat terbang. Jembatan dibuat kaku untuk
mengurangi getaran.
Pada proses pengerjaannya yang paling diperhatikan
adalah proses setting(pengangkatan) jembatan dan wind
turbin. Hal tersebut disebabkan oleh dimensi jembatan danwind
turbin yang besar. Angin yang kuat mempengaruhi keberhasilan
proses setting. Untuk
proses setting menggunakan crane dan ikatan tali yang
dioperasikan oleh kerja sama tim agar tetap seimbang. Untuk proses
pemasangan wind turbin dibutuhkan seorang tenaga ahli. Setelah proyek
konstruksi ini selesai maka skyscrapers ini akan menjadi sky scraper pertama
yang memanfaatkan energi angin.
Summary by Enry L Dusia, S.T.
sumber
: http://enrydusia.blogspot.com/2012/05/bahrain-world-trade-centre.html
ISU/POTENSI ALAMI MENJADI MODAL POKOK PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN TERKAIT ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Penghematan energi melalui rancangan bangunan
mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara,
penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan
tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi
iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan
energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan
dirancang dengan konsep hemat energi.
Hal inilah yang menuntut seorang arsite untuk
membuka jalan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan inovasi-inovasi
terbaru. Para arsitek di Barat memulai langkah merancang bangunan hemat energi
sejak krisis energi tahun 1973, sementara hingga kini-30 tahun sejak krisis
energi di negara Barat-belum juga muncul pemikiran ke arah itu di kalangan
arsitek Indonesia. Karena rancangan arsitek merupakan media yang memberi
dampaksecara langsung terhadap lingkungan.
Hal inilah yang memunculkan konsep yang berwawasan
lingkungan yaitu Eko-Arsitektur yang sebagai bentuk kepedulian. Pola
perencanaan Eko-arsitektur suatu bangunan selalu memanfaatkan peredaran alam
sebagai berikut.
*Perancangan
bangunan dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif.
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu
“mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Sedangkan dalam rancangan aktif, energi matahari
dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah
yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif,
secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara
pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam
bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus
dicapai.
http://www.jurnalinsinyurmesin.com/index.phpoption=com_content&view=article&id=65